Mari bergabung dengan FORKI Solo. Saat ini baru 5 Perguruan yang ada di FORKI SOLO, INKAI, LEMKARI, GOKASI dan AMURA

SEJARAH KARATE

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Ketua MA Sandang Sabuk Hitam Karate

Ketua MA M Hatta Ali muncul di hadapan 21 karateka muda dengan mengenakan seragam beladiri warna putih.

Kejuaraan Karate Forki Solo Penuhi Target Di jombang

Mengirimkan delapan karateka dan dapat delapan medali tentu hasil yang bagus. Apalagi kami bisa masuk di posisi lima besar.

Visi Misi Forki

Mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di dunia internasional melalui prestasi olahraga, khususnya karate.

Rabu, 11 Januari 2017

UJIAN PENURUNAN KYU SABUK COKLAT INKAI



Sejumlah 112 Karateka sabuk Coklat INKAI mengikuti Ujian Penurunan Kyu untuk persiapan mengikuti Ujian DAN tahun 2017.

Sabtu, 07 Januari 2017

Visi Misi Forki




VISI dan MISI

VISI:
Mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di dunia internasional melalui prestasi olahraga, khususnya karate.

MISI:
Mengkonsolidasikan dan mensinergikan organisasi FORKI (25 Perguruan dan  33 Pengprov) dan pemangkukepentingan (stakeholders) lainnya (organisasi pemerintah, swasta, institusi pendidikan, media, masyarakat luas dan pemegang kepentingan lainnya) untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia pada tingkat nasional dan internasional.

STRATEGI UTAMA YANG PADU:
PILAR I: Konsolidasi dan sinergi organisasi melalui penataan dan penyehatan.
PILAR II: Melanjutkan pembinaan & kaderisasi s/d 7 lapis mulai usia 8 th s/d senior.
PILAR III: Meningkatkan kualitas dan kuantitas atlit, pelatih dan wasit melalui program pelatihan terpadu.
PILAR IV: Meningkatkan prestasi  partisipasi & pencapaian target WKF, AKF, SEA GAMES dan ASIAN GAMES.
PILAR V: Mengembangkan kemitraan strategis dng semua pihak utk program pendanaan.

INTEGRASI VISI-MISI-STRATEGI - PROGRAM:
PILAR I:
- KONSOLIDASI DAN SINERGI ORGANISASI FORKI
- Penataan dan penyehatan 25 Perguruan dan 33 Pengprov agar dikelola secara profesional , akuntabel dan efisien.
PILAR II:
- MELANJUTKAN PROGRAM PEMBINAAN & KADERISASI
- Fokus pada  kaderisasi s/d 7 lapis mulai usia 8 tahun s/d senior melalui kejurnas kelompok umur yang dilaksanakan setiap tahun.
PILAR III:
PENINGKATAN KUALITAS PELATIH DAN WASIT BERDASARKAN PROGRAM TERPADU:
- Menumbuhkembangkan pelatih secara kualitas dan kuantitas bagi 486 kabupaten dan kota.
- Meningkatkan kualitas wasit melalui program berstandar internasional (Misalnya: Program  Pelatihan Tommy Morris, Ketua Dewan Wasit)
- Mematangkan jalur karir terpadu dan pembinaan masa depan sumber daya manusia FORKI: Atlit/Kohai ?Pelatih ?Wasit ?Pengurus
PILAR IV PENINGKATAN PRESTASI:
- Melanjutkan dan meningkatkan partisipasi aktif dan prestasi dalam kejuaraan WKF, AKF dan turnamen internasional lainnya.
- Meningkatkan pemanfaatan dukungan sport science dan teknologi secara sistematis
- Memperbaiki perolehan medali pada ASIAN GAMES dan menjadi juara umum pada SEA GAMES XXVI -2011. (Diawali evaluasi intensif terhadap program-program dan - penyelenggaraan pemusatan pelatihan dimana peranan PB/PP dikedepankan)
PILAR V:
- MENGEMBANGKAN KEMITRAAN STRATEGIS FORKI DENGAN PEMANGKU-KEPENTINGAN LAINNYA DALAM RANGKA PENGGALANGAN DANA
- KONSENSUS dan SINERGI segenap Stakeholders adalah sangat vital

Mari, bersatu bagi MERAH PUTIH, INDONESIA Jaya !

Kejuaraan Karate Forki Solo Penuh Target di Jombang


Solopos.com, SOLO — Juara umum memang tak berhasil diraih Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Solo saat menurunkan atletnya pada ajang Piala Gubernur Jawa Timur XI 2015. Meski demikian, Forki Solo cukup puas karena para atletnya mampu memenuhi target dalam pengumpulan medali.
Pada ajang yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur, Jumat-Minggu (16-18/10/2015) itu, Forki Solo turun dengan kekuatan delapan karateka. Dari delapan atlet itu, Forki Solo mampu membawa pulang 8 medali, yang terdiri dari lima emas dan 3 perunggu.

“Mengirimkan delapan karateka dan dapat delapan medali tentu hasil yang bagus. Apalagi kami bisa masuk di posisi lima besar. Torehan ini melebihi target yang kami canangkan sejak awal,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Forki Solo, Surya Panca, kepada Espos, Senin (19/10/2015).
Seluruh medali emas Forki Solo dalam ajang ini diperoleh dari nomor pertarungan atau kumite. Medali emas masing-masing dipersembahkan oleh Lutfi Dias yang turun di kelas under (-) 35kg, Rizal Eka di kelas -55 kg, Selfi Utami di kelas -55kg putri kelompok usia (KU) 22 tahun, Yanuar di kelas -55 kg KU 22 tahun putra dan Afif di kelas -60 kg putra U-22 putra.
Sementara, 3 perunggu yang didapat Forki Solo merupakan sumbangan Lutfi Dias saat tampil di kelas kata pemula putra, Valdi di kelas kata kadet dan Makruf yang tampil di kelas kumite -75 kg U-22 putra.
Selain torehan ini, Forki Solo cukup puas menyusul predikat best of the best yang diperoleh salah satu karatekanya, yakni Rizal Eka.
“Bisa memenangi best of the best jelas sesuatu yang membanggakan. Apalagi pesertanya merupakan juara-juara di masing-masing kelas yang dipertandingkan,” imbuh Panca.
Ajang Piala Gubernur Jatim ini digelar selama tiga hari dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Tercatat sebanyak 800 karateka dari 58 kontingen se Tanah Air ikut serta dalam event ini. Tampil sebagai juara dalam ajang ini tak lain adalah kontingen tuan rumah, Institut Karate-Do Nasional (Inkanas) Jatim yang mengumpulkan 14 emas. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)

Kamis, 05 Januari 2017

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM PENGURUS FORKI CABANG SRAKARTA TAHUN ANGGARA 2017 – 2021





RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM
PENGURUS FORKI CABANG SRAKARTA TAHUN ANGGARA
2017 – 2021

I. PENDAHULUAN
FORKI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mengembangkan pembinaan Olahraga Karate di tanah air sesuai diamanatkan dalam AD  & ART FORKI, oleh sebab ituisi utama FORKI yang harus diemban adalah:
1.       Mengkoordinasikan pembinaan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan olahraga karate di Surakarta.
2.       Membentuk dan membina Manusia Indonesia melalui olahraga karatedalam rangkapeningkatan Sumber Daya Manusia ( SDM) Indonesia.
3.       Meningkatkan mutu dan prestasi karate agar dapat berperan ditingkat Daerah, Nasional dan internasional.
4.       Membina persatuan dan kesatuan khususnya sesama karate di Surakarta.
Keberhasilan menjalankan misi dan tujuan tersebut haruslah didukung dengan pola terencana dan terarah, sistematis, bertahap serta berkesinambungan. Tentunya hal ini haruslah ditempuh dan dilaksanakan dengan satu kerjasama antara pengurus cabang, Pengurus Perguruan dan Pengprov Jawa tengah agar terlaksana dengan baik.
Pada kurun aktu empat tahun masa kepengurusan Pengcab FORKI Surakarta periode tahun 2017 s.d 2021, program utama yang akan dikerjakan adalah:
1.       Menata organisasi Pencab FORKI Surakarta serta Perguruan Karate anggota FORKI Cabang Surakarta agar berfungsi dengan baik. (skep, jml perguruan , jml anggota perguruan, jumlah atlet berprestasi perguruan, dll)
2.       Meningkatkan Mutu Atlet, Pelatih dan Perwasitan.
3.       Menyiapkan strategi pembinaan dalam rangka mempersiapkandiri untuk menghadapi event-event Dareah dan Nasional.
4.       Membina atlet – atlet Usia Dini.
II. MAKSUD DAN TUJUAN.
Maksud :   Sebagai pedoman Pengcab FORKI Surakarta dalam menjabarkan program kerja tahun 2017 – 2021.
Tujuan  :     Agar sasaran pembinaan olahraga karate dapat dicapai dengan usaha terpadu dan terkondisi sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.


III. RUANG LINGKUP DAN POKOK-POKOK PROGRAM KERJA.
Ruang lingkup rencana program kerja ini adalah penjelasan dan penyusunan rangkaian kegiatanorganisasi, pembinaan dan prestasi serta peningkatan kelembagaan dilingkungan Pengcab FORKI Surakarta yang semuanya bermuara pada peningkatan pembinaan prestasi.
IV. POKOK – POKOK  KEBIJAKAN UMUM
1.       Meningkatkan Tehnik Pembinaan, meliputi:
1.1. Penciptaan atlet-atlet karate yang  siap pakai dengan mutu tehnik yang baik dan mempunyai semangat juang karate berlandaskan integritas dan sumpah karate.
1.2. Peningkatan mutu Sumber Daya kepelatihan adalah peningkatan kualitas tehnik yang memadai serta mempunyai kemampuan memimpin, melatih dan menyiapkan program latihan yang sistimatis dan berkesinambungan.
1.3. Peningkatan kualitas perwasitan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pembinaan prestasi secara menyeluruh.
1.4. Penciptaan pola latihan yang memadai, berkelanjutan serta mengembangkan tehnik-tehnik karate yang handal dan memelihara disiplin untuk menyempurnakan mental dan moral setiap atlet karate.
1.5. Mengupayakan koordinasi antar perguruan karate untuk meningkatkan persatuan sesama perguruan karate yang tujuannya dpat menciptakan rasa persaudaraan dlam olahraga karate.
1.6. Mengupayakan kesejahteraan Pelatih, Atlet agar tanggung jawab masing-masing dapat terwujusd secara maksimal.
1.7. Memantapkan organisasi Cabang dengan melengkapi struktur yang jelas serta mutu pengelolaan organisasi yang baik.

2.       Meningkatkan Tehnik Operasional.
2.1. Melaksanakan kejuaraan – kejuaraan yang sudah ada dan mengembangkan kejuaraan yang lain dengan melibatkan instansi pemerintah, swasta serta organisasi-organisasi yang peduli terhadap perkembangan karate di surakarta.
2.2. Membentuk Wasit dan juri yang handal dengan mengikuti penataran  tingkat daerah, Nasional  dan Internasional.
2.3. Mengikuti Penataran pelatih tingkat  daerah atau nasional untuk meningkatkan kualitas dalam rangka penyeragaman tehnik memimpin dan melatih.

V. SASARAN PROGRAM.

Ketua I Bidang Organisasi.

1.1. Menyelenggarakan sistem organisasi, administrasi dan informasi agar pengurus mampu mengkomunikasikan permasalahan dn perkembangan FORKI Surakarta.
1.2. Menata organisasi keanggotaan FORKI dan memfungsikan Perguruan yang tidk berjalan dengan baik.
1.3. Penyusunan Struktur Organisasi FORKI yang dilengkapi dengan uraian tugas.
1.4. Mensosialisasikan  AD & ART FORKI kepada perguruan karate yang ada di Surakarta.
1.5. Melaksanakan penataan organisasi FORKI dnan peningkatan serta penertiban keanggotaan.
1.6. Mengadaan hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi lainnya dalam rangka pegembangan olah raga karate.
1.7. Memfasilitasi berdirinya perguruan baru yang baru terbentuk.
1.8. Mengadakan penelitian terhadap perguruan-perguruan yang tidak ada aktifitas sesuai AD & ART.
BIDANG PEMBINAAN PRESTASI
A.      Pokok-pokok program Umum.
2.1. Latihan.
2.1.1. Merancang pola latihan dengan mengunakan sport science.
2.1.2. Meningkatkan mutu pelatih lewat pengiriman penataran tingkat daerah atau nasional  minimal setahun sekali.
2.1.3. Mendatangkan Pelatih Daerah atau nasional untuk Pelatcab dalam rangka menghadapi event daerah atau nasional seperti PORPROV.
2.1.4. Menyiapkan piranti lunak berupa petunjuk program latihan.
2.1.5. Menyiapkan Pelatcab untuk mengikuti kegiatan – kegiatan di tingkat daerah atau nasional.
2.1.6. Mengirim Atlet pelatcab karate ke kejuaraan tingat daerah atau nasional.

2.2. Pertandingan.
         2.2.1. Menyiapkan Peraturan pertandingan usia dini, Junior dan senior.
         2.2.2. Menyiapkan sistim Administrasi Pertandingan.
2.3. Perwasitan.
         2.3.1. Menyebarkan sistim perwasitan WKF ke semua Perguruan karate.
         2.3.2. Menyelenggarakan penataran dan atau mengikuti ujian perwasitan secara periodik.
         2.3.3. Memimpin pertandingan.
B.  SASARAN UTAMA
1. Pembinaan Pelatcab dalam rangka persiapan  PRAbPORPROV tahun 2017. Fdan PORPROV 2018.
2. Pebinaan Pelatcab dalam rangka Kejurda FORKI Provinsi Akhir bulan Desember 2016.
Selain kegiatan-kegiatan mengikuti event tersebut pola pembinaan prestasi akan juga ditunjang dengan mengikuti kejuaraan-kejuaraan single event.
SEKRETARIS
1.       Membuat sistim pelaporan kegiatan yang baku untuk setiap bidang, seksi atau koordinator.
2.       Mengkoordinasikan semua kegiatan bidang-bidang untuk menjalankan kegitan setiap bidang.
3.       Mengkoordinasikan fungsi-fungsi kehumasan.
4.       Menyiapkan penyelenggaraan rapat Pencab Forki Surakarta (bulanan/semesteran/tahunan) termasuk menyiapkan muscab akhir kepengurusan.


BENDAHARA.
1.       Meningkatkan sistim adinistrasi dan informasi keuangan.
2.       Menyusun rencana anggaran dan belanja untuk kegiatan Pencab FORKI Surakarta.
3.       Membuat sistim laporan keuangan yang baku.
4.       Membantu bidang dana dalam pencarian dana untuk mendukung kegiatan FORKI.
PERLENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA.
1.       Mempersiapkan fasilitas pertandingan dan latihan.
2.       Mengupayakan adanya tempat latihan yang tetap.
DANA (Perencanaan dan anggaran)
1.       Merencanaan pengadaan dana untuk mendukung kegiatan Pengcab FORKI
2.       Mengadakan usaha pencarian dana agar dapat menyiapkan dana abadi.
KOMISI DISIPLIN DAN HUKUM.
Tugas Pokok :
1.       Melakukan Sosialisasi pemahaman AD dan ART FORKI sehingga Pengurus Perguruan dan Anggota karateka paham terhadap Aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh PB FORKI
2.       Membantu mewujudkan suasana Organisasi  tertib, aman, dan damai.  
3.       Mengawasi pelaksanaan tata tertib anggota dan Pengurus perguruan karate berdasarkan AD dan ART FORKI dan menyampaikan rekomendasi kepada Ketua Bidang Organisasi tentang jenis dan sanksi yang diberikan atas pelanggaran.
Selain itu, UPT Komdis terdiri dari tiga komisi yakni Komisi Informasi dan Komunikasi, Komisi Pencegahan dan Komisi Penindakan.
Sosialisasi ini merupakan suatu bagian dari program kerja Komdis yang merupakan tugas dari Komisi Pencegahan. Saat ini UPT yang dipimpin oleh Abdul Kadir Pattah MSi beranggotakan 13 orang yang terdiri dari masing-masing fakultas.

VI. LAIN – LAIN.
1.       Pengcab FORKI menindaklanjuti garisbesar program kerja ini lebih rinci dan operasional sesuai dengan bidangnya.
2.       Dalam melaksanakan setiap program masing-masing bidang dan atau seksi agar bekerjasama dan saling menunjang serta berkoordinasi dengan sebaik-baiknya.
VII. PENUTUP.
Demikian rancangan garis-garis besar program kerja Pengcab FORKI Surakarta tahun 2017 – 2021. Rancangan ini merupakan acuan bagi peserta MUSCAB dan masih bersifat sementara dan akan disempurnakan sesuai dengan hasil kesepakatan atau persetujuan pada saat RAKER.


1.        
Bendahara












SUSUNAN PENGURUS FORKI 2017-2021 CABANG SURAKARTA

SUSUNAN PENGURUS FORKI 2017-2021
CABANG SURAKARTA

I.                  Pelindung
   Walikota Surakarta
   Ketua KONI Surakarta
II.               Pembina Dan Penasehat 
   Kepala Dinas Perhubungan Surakarta
   Ir.Andis Syafrudin
   Dr.Amir Junaidi.SH.MH
   M.Zukhri.Sag
III.           Ketua Umum
   DANREM 074 WARASTRATAMA Surakarta
IV.             Ketua I Bidang Organisasi
   1.      Bambang Wiryawan.SE
V.                Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi
   1.      Ibnu Salimi.SPd
VI.            Sekretaris
   1.      I Putu Dyatmika Narendra.SPd
VII.         Bendahara Sds
   1.      Narwanto
VIII.      Seksi Latihan
  Surya Panca Januardi
  Agus Muzamil.SPd
  Wasis Budiono
  Nurdiansyah
IX.           Seksi Perwasitan
  Jundi Pamungkas
  Dwi Kusdadi
X.               Seksi Pertandingan
   Fakhrur Sidi Gazalba
   Berlian
XI.            Sarana dan Prasarana
  Ismu Rudikaryanto
  Hana Prafita 
  Maryono
  Kendra Noviar
  Joko Mulyono
XII.        Komisi Disiplin dan Hukum
  Hendra Suryawan.SH
XIII.     Seksi Dana dan Usaha
  1.      Andi Irawan.SE
  2.      Bernansyah.SE
  3.      Wahyudi

Ketua MA Sandang Sabuk Hitam Karate







Ketua MA M Hatta Ali muncul di hadapan 21 karateka muda dengan mengenakan seragam beladiri warna putih. Dalam acara yang digelar di ruang Wirjono Prodjodikoro Gedung MA itu, Hatta Ali mendapatkan sabuk hitam Dan 6 dari Pengurus Besar Institute Karate Do Nasional (Inkanas).

“Hosh! Saya ucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya yang telah 36 tahun tidak mengenakan pakaian karate. Cukup lama sehingga memasang sabuknya pun saya takut berbeda,” kata Hatta Ali dalam sambutannya di Gedung MA Jakarta, Jumat (14/2).

Hatta mengaku sejak awal ikut latihan karate saat masih duduk di bangku SMP niatnya tidak baik yang tidak lain untuk berkelahi. “Terus terang awal masuk karate waktu itu saya dengan itikad tidak baik, karena saat itu masa remaja saya termasuk bengal, suka berantem, dimana-mana, dari SMP, SMA, sampai universitas masih suka berantem,” kata Hatta setelah menanggalkan Dan 2 usangnya itu.

Dia mengungkapkan berlatih karate niatnya untuk mengalahkan orang yang berbadan lebih besar darinya dan mampu bertahan ketika dikeroyok banyak orang. Namun, sepanjang mengikuti latihan karate, Hatta menyadari niatnya itu berubah.

“Saat mendapat sabuk hitam ini, saya justru menjadi penakut, ditantang orang di jalan saya menghindar. Inilah karate, bukan membuat kita semakin sombong, tetapi justru menurunkan keberanian kita terhadap hal-hal yang bersifat negatif,” papar pria yang pertama kali mendapatkan sabuk hitam pada tahun 1976 ini.

Beragam kejuaraan antar provinsi tingkat antar universitas dilakoni mantan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ini. Ia pun dengan bangga menyatakan karateka sabuk hitam saat itu hanya dirinya di Unair. “Saya termasuk rajin berlatih, 300 mahasiswa Unair saat itu hanya saya satu-satunya yang mencapai sabuk hitam,” ujar Hatta.

Saat Hatta lulus kuliah pada tahun 1978, lalu memilih mengadu nasib ke Jakarta. Saat itulah Hatta mulai menanggalkan sabuk hitamnya hingga puluhan karateka tampil di hadapannya hari ini dan menyematkan sabuk hitam baru, Dan 6 di pinggang Hatta. “Sumpah karate yang kita dengungkan mudah-mudahan bisa kita pegang teguh dan bisa dilaksanakan,” tutup Hatta.
Sumber :  http://www.hukumonline.com/

Rabu, 04 Januari 2017

Forki Solo Genggam Tujuh Emas Kejurprov Karate Jateng 2016


Foto: suaramerdeka.com / Setyo Wiyono


suaramerdeka.com - Tujuh medali emas, dua perak dan sembilan perunggu digenggam para karateka Solo dalam Kejurprov Karate Jateng 2016 di GOR Patriot Watugong, Semarang, Kamis-Sabtu (29-31/12). Raihan tersebut membawa tim Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (Forki) Kota Bengawan menempati peringkat tiga pengumpul medali terbanyak pada ajang tutup tahun 2016 itu.
“Meski hanya berada di peringkat ketiga, tetapi kami hanya kalah perolehan medali perak dari peringkat kedua Forki Jepara, serta terpaut sekeping medali emas dari koleksi juara umum Kota Semarang,’’ kata Ketua II (Bidang Pembinaan Prestasi) Pengkot Forki Solo, Ibnu Salimi, Minggu (1/1).
Tim tuan rumah Kota Semarang menjadi juara umum dengan raihan delapan medali emas, enam perak dan enam perunggu. Kontingen tersebut menurunkan sekitar 50 atlet. Adapun Forki Jepara yang menurunkan lebih kurang 40 atlet, mengemas tujuh emas, tujuh perak dan sembilan perunggu.
“Tim kami lebih kecil, hanya menurunkan 23 atlet, tapi mampu menghasilkan tujuh emas. Artinya, kekuatan atlet-atlet kami juga mampu menyaingi Jepara dan Semarang,” tandas Salimi.
Pelatih Pengkot Forki Solo, Surya Panca menyebut prestasi anak-anak asuhnya cukup memuaskan. Menurutnya, enam emas timnya diraih dari arena pertarungan atau kumite, sedangkan sekeping lainnya dari kategori kata.
Medali emas kumite digenggam Nandana Putra dari kelas -30 kg usia dini putra, Alvito (-63 kga kadet putra), Rizal Eka (-70 kg kadet putra). Selanjutnya, Getta Syafada (-70 kg kadet putra), Ngalim Amriyadi (-65 kg senior putra) dan Arif Akbar (-60 kg senior putra). “Medali emas kata beregu prapemula putri direbut trio Vena, Frida dan Arin,” ungkap Panca.
Dia mengambahkan, tak seluruh karateka terbaik Solo bertarung di Semarang. Jika jumlah kekuatan kontingen Kota Bengawan lebih banyak, maka bisa jadi Kota Bengawan merebut gelar juara umum.
(Setyo Wiyono / CN26)

Selasa, 03 Januari 2017

ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE




ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE


Karate merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang berasal dari Jepang hingga menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya. Karate berasal dari kanji 「空手」yang tersusun dari kanji「空」yang artinya "kosong" dan kanji「手」yang artinya "tangan". Bahasa Jepang selalu digunakan dalam setiap aktifitas olahraga tangan kosong ini, mulai dari aba-aba, nama gerakan, hitungan, nama panggilan, hingga sebutan untuk benda-benda yang digunakan.


Kali ini kita akan membahas beberapa istilah bahasa Jepang yang biasa digunakan dalam dunia Karate. Agar lebih mudah dipahami, kita akan kelompokkan istilah tersebut dalam masing-masing kategorinya, sebagai berikut :
Menghormat
Seperti halnya kebudayaan masyarakat Jepang yang akrab dengan sapaan dan penghormatan, para penampil karate yang akan bertanding biasanya akan saling membungkukkan badan berhadapan sambil mengucap 'Oshi', atau sering juga dibaca dengan 'Oss'. Kata ini berasal dari singkatan 'Oshi Shinobu' yang artinya tidak pernah menyerah. Kata ‘Oshi’ juga berasal dari ungkapan 'Osu No Seishin' yang memiliki arti ketekunan dalam tekanan. Dalam pertandingan karate, kata ini biasanya diucapkan sekedar untuk menjawab ‘ya’ atau ‘paham’ dari instruksi yang diberikan.

Beberapa istilah penghormatan dalam karate, diantaranya adalah :
• Mokuso : aba-aba untuk menutup mata dan memulai meditasi.
• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.
• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk di depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)
Sapaan menurut Tingkatan
• Sosai : Presiden atau ketua umum dalam struktur organisasi perguruan.
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).
Arena Berlatih dan Seragam
• Dojo : Tempat berlangsungnya latihan (berupa tempat khusus yang hanya digunakan untuk latihan)
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10
Istilah Pertandingan
• Kumite : Perkelahian
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang sekali. Pihak yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat.















 

GERAKAN – GERAKAN DALAM KARATE

OSH…….!!!
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
  • Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
  • Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
  • Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
  • Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
  • Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
  • Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
  • Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
  • Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
  • Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
  • Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
  • Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
  • Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
  • Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
  • Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
  • Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
  • Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
  • Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
  • Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
  • Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
  • Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
  • Tetsui-Uchi : Tangan palu
  • Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
  • Haishu-Uchi : Tangan pedang
  • Haito-Uchi : Tangan pedang
  • Empi : Sikutan
  • Shuto-Uchi : Tangan pedang
  • Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
  • Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
  • Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
  • Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
  • Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
  • Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :
  • Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
  • Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
  • Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
  • Agi-Uke : Tangkisan atas
  • Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
  • Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
  • Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki
    2.kumite
    Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:

KIHON IPPON KUMITE
(Pertarungan Dasar Satu Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan  kepada target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum melakukan  serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi” (istirahat). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , kontrol yang baik harus selalu dilatih.

GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan  harus konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau kiri sesuai dengan instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar (jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan  dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.

JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas)
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan badan.

Tangan harus selalu diposisinya dimana  akan melindungi atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan “Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik. 
TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih (Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang menyeluruh).

OKURI JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab “Osh”. Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik  dan mengarahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.


TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin.

JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai (jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime (mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan, berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.
TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No Mind” 

 ISTILAH – ISTILAH KUMITE
Jepang
Indonesia
Aiuchi
Ganti Pukulan
Jogai
Keluar dari garis luar lapangan pertandingan
Atoshi-Baraku
Peringatan 30 detik
Fukusin-Shugo
Pemanggilan wasit bersama-sama
Motono-Ichi
Kembali ke garis mulai
Tsu-Zu-Kete-Hajime
Lanjutkan serangan
Tori-Masen
Tidak ada nilai

 
3.kata
Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.
Kata
Arti
Nama Asli
Heian Shodan
Pikiran yang damai (1)
Pinan Nidan
Heian Nidan
Pikiran yang damai (2)
Pinan Shodan
Heian Sandan
Pikiran yang damai (3)
Pinan Sandan
Heian Yondan
Pikiran yang damai (4)
Pinan Yondan
Heian Godan
Pikiran yang damai (5)
Pinan Godan
Tekki Shodan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1)
Naihanchi
Tekki Nidan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)

Tekki Sandan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)

Bassai Dai
Menembus benteng (besar)
Passai
Kanku Dai
Menatap langit (besar)
Kushanku
Enpi
Burung layang-layang terbang
Wanshu
Hangetsu
Bulan separuh
Seishan
Jion
Nama biksu Budha, pengampunan
Jion
Nijushiho
24 langkah
Niseishi
Sochin
Memberi kedamaian bagi orang banyak
Sochin
Bassai Sho
Menembus benteng (kecil)

Kanku Sho
Menatap langit (kecil)

Jitte
Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
Jitte
Chinte
Tangan yang luar biasa
Chinte
Meikyo
Cermin jiwa
Rohai
Jiin
Gema Kuil, Dasar kuil

Gankaku
Bangau diatas batu
Chinto
Wankan
Mahkota raja
Wankan
Gojushiho Sho
54 langkah (kecil)

Gojushiho Dai
54 langkah (besar)
Useishi
Unsu
Tangan seperti (menyibak) awan di angkasa
Hakko