Sejumlah 112 Karateka sabuk Coklat INKAI mengikuti Ujian Penurunan Kyu untuk persiapan mengikuti Ujian DAN tahun 2017.
SEJARAH KARATE
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Ketua MA Sandang Sabuk Hitam Karate
Ketua MA M Hatta Ali muncul di hadapan 21 karateka muda dengan mengenakan seragam beladiri warna putih.
Kejuaraan Karate Forki Solo Penuhi Target Di jombang
Mengirimkan delapan karateka dan dapat delapan medali tentu hasil yang bagus. Apalagi kami bisa masuk di posisi lima besar.
Visi Misi Forki
Mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di dunia internasional melalui prestasi olahraga, khususnya karate.
Rabu, 11 Januari 2017
UJIAN PENURUNAN KYU SABUK COKLAT INKAI
Sejumlah 112 Karateka sabuk Coklat INKAI mengikuti Ujian Penurunan Kyu untuk persiapan mengikuti Ujian DAN tahun 2017.
Sabtu, 07 Januari 2017
Visi Misi Forki
VISI dan MISI
VISI:
Mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di dunia internasional melalui prestasi olahraga, khususnya karate.
MISI:
Mengkonsolidasikan dan mensinergikan organisasi FORKI (25 Perguruan dan 33 Pengprov) dan pemangkukepentingan (stakeholders) lainnya (organisasi pemerintah, swasta, institusi pendidikan, media, masyarakat luas dan pemegang kepentingan lainnya) untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia pada tingkat nasional dan internasional.
STRATEGI UTAMA YANG PADU:
PILAR I: Konsolidasi dan sinergi organisasi melalui penataan dan penyehatan.
PILAR II: Melanjutkan pembinaan & kaderisasi s/d 7 lapis mulai usia 8 th s/d senior.
PILAR III: Meningkatkan kualitas dan kuantitas atlit, pelatih dan wasit melalui program pelatihan terpadu.
PILAR IV: Meningkatkan prestasi partisipasi & pencapaian target WKF, AKF, SEA GAMES dan ASIAN GAMES.
PILAR V: Mengembangkan kemitraan strategis dng semua pihak utk program pendanaan.
INTEGRASI VISI-MISI-STRATEGI - PROGRAM:
PILAR I:
- KONSOLIDASI DAN SINERGI ORGANISASI FORKI
- Penataan dan penyehatan 25 Perguruan dan 33 Pengprov agar dikelola secara profesional , akuntabel dan efisien.
PILAR II:
- MELANJUTKAN PROGRAM PEMBINAAN & KADERISASI
- Fokus pada kaderisasi s/d 7 lapis mulai usia 8 tahun s/d senior melalui kejurnas kelompok umur yang dilaksanakan setiap tahun.
PILAR III:
PENINGKATAN KUALITAS PELATIH DAN WASIT BERDASARKAN PROGRAM TERPADU:
- Menumbuhkembangkan pelatih secara kualitas dan kuantitas bagi 486 kabupaten dan kota.
- Meningkatkan kualitas wasit melalui program berstandar internasional (Misalnya: Program Pelatihan Tommy Morris, Ketua Dewan Wasit)
- Mematangkan jalur karir terpadu dan pembinaan masa depan sumber daya manusia FORKI: Atlit/Kohai ?Pelatih ?Wasit ?Pengurus
PILAR IV PENINGKATAN PRESTASI:
- Melanjutkan dan meningkatkan partisipasi aktif dan prestasi dalam kejuaraan WKF, AKF dan turnamen internasional lainnya.
- Meningkatkan pemanfaatan dukungan sport science dan teknologi secara sistematis
- Memperbaiki perolehan medali pada ASIAN GAMES dan menjadi juara umum pada SEA GAMES XXVI -2011. (Diawali evaluasi intensif terhadap program-program dan - penyelenggaraan pemusatan pelatihan dimana peranan PB/PP dikedepankan)
PILAR V:
- MENGEMBANGKAN KEMITRAAN STRATEGIS FORKI DENGAN PEMANGKU-KEPENTINGAN LAINNYA DALAM RANGKA PENGGALANGAN DANA
- KONSENSUS dan SINERGI segenap Stakeholders adalah sangat vital
Mari, bersatu bagi MERAH PUTIH, INDONESIA Jaya !
Kejuaraan Karate Forki Solo Penuh Target di Jombang
Solopos.com, SOLO — Juara umum memang tak berhasil diraih
Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Solo saat menurunkan
atletnya pada ajang Piala Gubernur Jawa Timur XI 2015. Meski demikian,
Forki Solo cukup puas karena para atletnya mampu memenuhi target dalam
pengumpulan medali.
Pada ajang yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur, Jumat-Minggu
(16-18/10/2015) itu, Forki Solo turun dengan kekuatan delapan karateka.
Dari delapan atlet itu, Forki Solo mampu membawa pulang 8 medali, yang
terdiri dari lima emas dan 3 perunggu.
“Mengirimkan delapan karateka dan dapat delapan medali tentu hasil
yang bagus. Apalagi kami bisa masuk di posisi lima besar. Torehan ini
melebihi target yang kami canangkan sejak awal,” ujar Ketua Bidang
Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Forki Solo, Surya Panca, kepada Espos,
Senin (19/10/2015).
Seluruh medali emas Forki Solo dalam ajang ini diperoleh dari nomor
pertarungan atau kumite. Medali emas masing-masing dipersembahkan oleh
Lutfi Dias yang turun di kelas under (-) 35kg, Rizal Eka di kelas -55
kg, Selfi Utami di kelas -55kg putri kelompok usia (KU) 22 tahun, Yanuar
di kelas -55 kg KU 22 tahun putra dan Afif di kelas -60 kg putra U-22
putra.
Sementara, 3 perunggu yang didapat Forki Solo merupakan sumbangan
Lutfi Dias saat tampil di kelas kata pemula putra, Valdi di kelas kata
kadet dan Makruf yang tampil di kelas kumite -75 kg U-22 putra.
Selain torehan ini, Forki Solo cukup puas menyusul predikat best of
the best yang diperoleh salah satu karatekanya, yakni Rizal Eka.
“Bisa memenangi best of the best jelas sesuatu yang membanggakan.
Apalagi pesertanya merupakan juara-juara di masing-masing kelas yang
dipertandingkan,” imbuh Panca.
Ajang Piala Gubernur Jatim ini digelar selama tiga hari dengan
diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Tercatat sebanyak 800
karateka dari 58 kontingen se Tanah Air ikut serta dalam event ini.
Tampil sebagai juara dalam ajang ini tak lain adalah kontingen tuan
rumah, Institut Karate-Do Nasional (Inkanas) Jatim yang mengumpulkan 14
emas. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)
Kamis, 05 Januari 2017
RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM PENGURUS FORKI CABANG SRAKARTA TAHUN ANGGARA 2017 – 2021
RANCANGAN GARIS BESAR
PROGRAM
PENGURUS FORKI CABANG
SRAKARTA TAHUN ANGGARA
2017 – 2021
I. PENDAHULUAN
FORKI dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya wajib mengembangkan pembinaan Olahraga Karate di tanah
air sesuai diamanatkan dalam AD &
ART FORKI, oleh sebab ituisi utama FORKI yang harus diemban adalah:
1. Mengkoordinasikan
pembinaan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan olahraga karate di Surakarta.
2. Membentuk
dan membina Manusia Indonesia melalui olahraga karatedalam rangkapeningkatan
Sumber Daya Manusia ( SDM) Indonesia.
3. Meningkatkan
mutu dan prestasi karate agar dapat berperan ditingkat Daerah, Nasional dan
internasional.
4. Membina
persatuan dan kesatuan khususnya sesama karate di Surakarta.
Keberhasilan menjalankan misi dan
tujuan tersebut haruslah didukung dengan pola terencana dan terarah,
sistematis, bertahap serta berkesinambungan. Tentunya hal ini haruslah ditempuh
dan dilaksanakan dengan satu kerjasama antara pengurus cabang, Pengurus
Perguruan dan Pengprov Jawa tengah agar terlaksana dengan baik.
Pada kurun aktu empat tahun masa
kepengurusan Pengcab FORKI Surakarta periode tahun 2017 s.d 2021, program utama
yang akan dikerjakan adalah:
1.
Menata organisasi Pencab FORKI Surakarta serta
Perguruan Karate anggota FORKI Cabang Surakarta agar berfungsi dengan baik. (skep, jml perguruan , jml anggota perguruan, jumlah atlet
berprestasi perguruan, dll)
2.
Meningkatkan Mutu Atlet, Pelatih dan Perwasitan.
3.
Menyiapkan strategi pembinaan dalam rangka
mempersiapkandiri untuk menghadapi event-event Dareah dan Nasional.
4.
Membina atlet – atlet Usia Dini.
II. MAKSUD DAN TUJUAN.
Maksud : Sebagai pedoman
Pengcab FORKI Surakarta dalam menjabarkan program kerja tahun 2017 – 2021.
Tujuan : Agar sasaran pembinaan olahraga karate
dapat dicapai dengan usaha terpadu dan terkondisi sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal.
III. RUANG LINGKUP DAN
POKOK-POKOK PROGRAM KERJA.
Ruang lingkup rencana program
kerja ini adalah penjelasan dan penyusunan rangkaian kegiatanorganisasi,
pembinaan dan prestasi serta peningkatan kelembagaan dilingkungan Pengcab FORKI
Surakarta yang semuanya bermuara pada peningkatan pembinaan prestasi.
IV. POKOK – POKOK KEBIJAKAN UMUM
1. Meningkatkan Tehnik Pembinaan, meliputi:
1.1. Penciptaan
atlet-atlet karate yang siap pakai
dengan mutu tehnik yang baik dan mempunyai semangat juang karate berlandaskan
integritas dan sumpah karate.
1.2. Peningkatan
mutu Sumber Daya kepelatihan adalah peningkatan kualitas tehnik yang memadai
serta mempunyai kemampuan memimpin, melatih dan menyiapkan program latihan yang
sistimatis dan berkesinambungan.
1.3. Peningkatan
kualitas perwasitan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pembinaan
prestasi secara menyeluruh.
1.4. Penciptaan
pola latihan yang memadai, berkelanjutan serta mengembangkan tehnik-tehnik
karate yang handal dan memelihara disiplin untuk menyempurnakan mental dan
moral setiap atlet karate.
1.5. Mengupayakan
koordinasi antar perguruan karate untuk meningkatkan persatuan sesama perguruan
karate yang tujuannya dpat menciptakan rasa persaudaraan dlam olahraga karate.
1.6. Mengupayakan
kesejahteraan Pelatih, Atlet agar tanggung jawab masing-masing dapat terwujusd
secara maksimal.
1.7. Memantapkan
organisasi Cabang dengan melengkapi struktur yang jelas serta mutu pengelolaan
organisasi yang baik.
2. Meningkatkan Tehnik Operasional.
2.1. Melaksanakan
kejuaraan – kejuaraan yang sudah ada dan mengembangkan kejuaraan yang lain
dengan melibatkan instansi pemerintah, swasta serta organisasi-organisasi yang
peduli terhadap perkembangan karate di surakarta.
2.2. Membentuk
Wasit dan juri yang handal dengan mengikuti penataran tingkat daerah, Nasional dan Internasional.
2.3. Mengikuti
Penataran pelatih tingkat daerah atau
nasional untuk meningkatkan kualitas dalam rangka penyeragaman tehnik memimpin
dan melatih.
V. SASARAN PROGRAM.
Ketua I Bidang
Organisasi.
1.1. Menyelenggarakan
sistem organisasi, administrasi dan informasi agar pengurus mampu
mengkomunikasikan permasalahan dn perkembangan FORKI Surakarta.
1.2. Menata
organisasi keanggotaan FORKI dan memfungsikan Perguruan yang tidk berjalan
dengan baik.
1.3. Penyusunan
Struktur Organisasi FORKI yang dilengkapi dengan uraian tugas.
1.4. Mensosialisasikan AD & ART FORKI kepada perguruan karate
yang ada di Surakarta.
1.5. Melaksanakan
penataan organisasi FORKI dnan peningkatan serta penertiban keanggotaan.
1.6. Mengadaan
hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi lainnya dalam
rangka pegembangan olah raga karate.
1.7. Memfasilitasi
berdirinya perguruan baru yang baru terbentuk.
1.8. Mengadakan
penelitian terhadap perguruan-perguruan yang tidak ada aktifitas sesuai AD
& ART.
BIDANG PEMBINAAN PRESTASI
A. Pokok-pokok program Umum.
2.1. Latihan.
2.1.1. Merancang pola latihan dengan mengunakan sport
science.
2.1.2. Meningkatkan mutu pelatih
lewat pengiriman penataran tingkat daerah atau nasional minimal setahun sekali.
2.1.3. Mendatangkan Pelatih Daerah
atau nasional untuk Pelatcab dalam rangka menghadapi event daerah atau nasional
seperti PORPROV.
2.1.4. Menyiapkan piranti lunak
berupa petunjuk program latihan.
2.1.5. Menyiapkan Pelatcab untuk mengikuti
kegiatan – kegiatan di tingkat daerah atau nasional.
2.1.6. Mengirim Atlet pelatcab
karate ke kejuaraan tingat daerah atau nasional.
2.2. Pertandingan.
2.2.1. Menyiapkan
Peraturan pertandingan usia dini, Junior dan senior.
2.2.2.
Menyiapkan sistim Administrasi Pertandingan.
2.3. Perwasitan.
2.3.1. Menyebarkan
sistim perwasitan WKF ke semua Perguruan karate.
2.3.2. Menyelenggarakan
penataran dan atau mengikuti ujian perwasitan secara periodik.
2.3.3. Memimpin
pertandingan.
B. SASARAN UTAMA
1. Pembinaan Pelatcab dalam rangka persiapan PRAbPORPROV tahun 2017. Fdan PORPROV 2018.
2. Pebinaan Pelatcab dalam rangka Kejurda FORKI Provinsi Akhir bulan
Desember 2016.
Selain kegiatan-kegiatan
mengikuti event tersebut pola pembinaan prestasi akan juga ditunjang dengan
mengikuti kejuaraan-kejuaraan single event.
SEKRETARIS
1.
Membuat sistim pelaporan kegiatan yang baku
untuk setiap bidang, seksi atau koordinator.
2.
Mengkoordinasikan semua kegiatan bidang-bidang
untuk menjalankan kegitan setiap bidang.
3.
Mengkoordinasikan fungsi-fungsi kehumasan.
4.
Menyiapkan penyelenggaraan rapat Pencab Forki
Surakarta (bulanan/semesteran/tahunan) termasuk
menyiapkan muscab akhir kepengurusan.
BENDAHARA.
1. Meningkatkan
sistim adinistrasi dan informasi keuangan.
2. Menyusun
rencana anggaran dan belanja untuk kegiatan Pencab FORKI Surakarta.
3. Membuat
sistim laporan keuangan yang baku.
4. Membantu
bidang dana dalam pencarian dana untuk mendukung kegiatan FORKI.
PERLENGKAPAN SARANA DAN
PRASARANA.
1. Mempersiapkan
fasilitas pertandingan dan latihan.
2. Mengupayakan
adanya tempat latihan yang tetap.
DANA (Perencanaan dan anggaran)
1. Merencanaan
pengadaan dana untuk mendukung kegiatan Pengcab FORKI
2. Mengadakan
usaha pencarian dana agar dapat menyiapkan dana abadi.
KOMISI DISIPLIN DAN HUKUM.
Tugas Pokok :
1.
Melakukan
Sosialisasi pemahaman AD dan ART FORKI sehingga Pengurus Perguruan dan Anggota
karateka paham terhadap Aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh PB FORKI
2.
Membantu
mewujudkan suasana Organisasi tertib,
aman, dan damai.
3.
Mengawasi
pelaksanaan tata tertib anggota dan Pengurus perguruan karate berdasarkan AD
dan ART FORKI dan menyampaikan rekomendasi kepada Ketua Bidang Organisasi
tentang jenis dan sanksi yang diberikan atas pelanggaran.
Selain itu, UPT Komdis terdiri
dari tiga komisi yakni Komisi Informasi dan Komunikasi, Komisi Pencegahan dan
Komisi Penindakan.Sosialisasi ini merupakan suatu bagian dari program kerja Komdis yang merupakan tugas dari Komisi Pencegahan. Saat ini UPT yang dipimpin oleh Abdul Kadir Pattah MSi beranggotakan 13 orang yang terdiri dari masing-masing fakultas.
VI. LAIN – LAIN.
1. Pengcab
FORKI menindaklanjuti garisbesar program kerja ini lebih rinci dan operasional
sesuai dengan bidangnya.
2. Dalam
melaksanakan setiap program masing-masing bidang dan atau seksi agar bekerjasama
dan saling menunjang serta berkoordinasi dengan sebaik-baiknya.
VII. PENUTUP.
Demikian rancangan garis-garis
besar program kerja Pengcab FORKI Surakarta tahun 2017 – 2021. Rancangan ini
merupakan acuan bagi peserta MUSCAB dan masih bersifat sementara dan akan
disempurnakan sesuai dengan hasil kesepakatan atau persetujuan pada saat RAKER.
1.
Bendahara
SUSUNAN PENGURUS FORKI 2017-2021 CABANG SURAKARTA
SUSUNAN PENGURUS FORKI 2017-2021
CABANG SURAKARTA
I.
Pelindung
Walikota Surakarta
Ketua KONI Surakarta
II.
Pembina Dan Penasehat
Kepala Dinas Perhubungan Surakarta
Ir.Andis Syafrudin
Dr.Amir Junaidi.SH.MH
M.Zukhri.Sag
III.
Ketua Umum
DANREM 074 WARASTRATAMA Surakarta
IV.
Ketua I Bidang Organisasi
1. Bambang
Wiryawan.SE
V.
Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi
1.
Ibnu Salimi.SPd
VI.
Sekretaris
1. I
Putu Dyatmika Narendra.SPd
VII.
Bendahara Sds
1. Narwanto
VIII. Seksi Latihan
Surya Panca Januardi
Agus Muzamil.SPd
Wasis Budiono
Nurdiansyah
IX.
Seksi Perwasitan
Jundi Pamungkas
Dwi Kusdadi
X.
Seksi Pertandingan
Fakhrur Sidi Gazalba
Berlian
XI. Sarana dan Prasarana
Ismu Rudikaryanto
Hana Prafita
Maryono
Kendra Noviar
Joko Mulyono
XII.
Komisi Disiplin dan Hukum
Hendra Suryawan.SH
XIII. Seksi Dana
dan Usaha
1.
Andi Irawan.SE
2.
Bernansyah.SE
3.
Wahyudi
Ketua MA Sandang Sabuk Hitam Karate
Ketua
MA M Hatta Ali muncul di hadapan 21 karateka muda dengan mengenakan
seragam beladiri warna putih. Dalam acara yang digelar di ruang Wirjono
Prodjodikoro Gedung MA itu, Hatta Ali mendapatkan sabuk hitam Dan 6 dari
Pengurus Besar Institute Karate Do Nasional (Inkanas).
“Hosh! Saya ucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya yang telah 36 tahun tidak mengenakan pakaian karate. Cukup lama sehingga memasang sabuknya pun saya takut berbeda,” kata Hatta Ali dalam sambutannya di Gedung MA Jakarta, Jumat (14/2).
Hatta mengaku sejak awal ikut latihan karate saat masih duduk di bangku SMP niatnya tidak baik yang tidak lain untuk berkelahi. “Terus terang awal masuk karate waktu itu saya dengan itikad tidak baik, karena saat itu masa remaja saya termasuk bengal, suka berantem, dimana-mana, dari SMP, SMA, sampai universitas masih suka berantem,” kata Hatta setelah menanggalkan Dan 2 usangnya itu.
Dia mengungkapkan berlatih karate niatnya untuk mengalahkan orang yang berbadan lebih besar darinya dan mampu bertahan ketika dikeroyok banyak orang. Namun, sepanjang mengikuti latihan karate, Hatta menyadari niatnya itu berubah.
“Saat mendapat sabuk hitam ini, saya justru menjadi penakut, ditantang orang di jalan saya menghindar. Inilah karate, bukan membuat kita semakin sombong, tetapi justru menurunkan keberanian kita terhadap hal-hal yang bersifat negatif,” papar pria yang pertama kali mendapatkan sabuk hitam pada tahun 1976 ini.
Beragam kejuaraan antar provinsi tingkat antar universitas dilakoni mantan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ini. Ia pun dengan bangga menyatakan karateka sabuk hitam saat itu hanya dirinya di Unair. “Saya termasuk rajin berlatih, 300 mahasiswa Unair saat itu hanya saya satu-satunya yang mencapai sabuk hitam,” ujar Hatta.
Saat Hatta lulus kuliah pada tahun 1978, lalu memilih mengadu nasib ke Jakarta. Saat itulah Hatta mulai menanggalkan sabuk hitamnya hingga puluhan karateka tampil di hadapannya hari ini dan menyematkan sabuk hitam baru, Dan 6 di pinggang Hatta. “Sumpah karate yang kita dengungkan mudah-mudahan bisa kita pegang teguh dan bisa dilaksanakan,” tutup Hatta.
“Hosh! Saya ucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya yang telah 36 tahun tidak mengenakan pakaian karate. Cukup lama sehingga memasang sabuknya pun saya takut berbeda,” kata Hatta Ali dalam sambutannya di Gedung MA Jakarta, Jumat (14/2).
Hatta mengaku sejak awal ikut latihan karate saat masih duduk di bangku SMP niatnya tidak baik yang tidak lain untuk berkelahi. “Terus terang awal masuk karate waktu itu saya dengan itikad tidak baik, karena saat itu masa remaja saya termasuk bengal, suka berantem, dimana-mana, dari SMP, SMA, sampai universitas masih suka berantem,” kata Hatta setelah menanggalkan Dan 2 usangnya itu.
Dia mengungkapkan berlatih karate niatnya untuk mengalahkan orang yang berbadan lebih besar darinya dan mampu bertahan ketika dikeroyok banyak orang. Namun, sepanjang mengikuti latihan karate, Hatta menyadari niatnya itu berubah.
“Saat mendapat sabuk hitam ini, saya justru menjadi penakut, ditantang orang di jalan saya menghindar. Inilah karate, bukan membuat kita semakin sombong, tetapi justru menurunkan keberanian kita terhadap hal-hal yang bersifat negatif,” papar pria yang pertama kali mendapatkan sabuk hitam pada tahun 1976 ini.
Beragam kejuaraan antar provinsi tingkat antar universitas dilakoni mantan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ini. Ia pun dengan bangga menyatakan karateka sabuk hitam saat itu hanya dirinya di Unair. “Saya termasuk rajin berlatih, 300 mahasiswa Unair saat itu hanya saya satu-satunya yang mencapai sabuk hitam,” ujar Hatta.
Saat Hatta lulus kuliah pada tahun 1978, lalu memilih mengadu nasib ke Jakarta. Saat itulah Hatta mulai menanggalkan sabuk hitamnya hingga puluhan karateka tampil di hadapannya hari ini dan menyematkan sabuk hitam baru, Dan 6 di pinggang Hatta. “Sumpah karate yang kita dengungkan mudah-mudahan bisa kita pegang teguh dan bisa dilaksanakan,” tutup Hatta.
Sumber : http://www.hukumonline.com/
Rabu, 04 Januari 2017
Forki Solo Genggam Tujuh Emas Kejurprov Karate Jateng 2016
Foto: suaramerdeka.com / Setyo Wiyono
suaramerdeka.com -
Tujuh medali emas, dua perak dan sembilan perunggu digenggam para
karateka Solo dalam Kejurprov Karate Jateng 2016 di GOR Patriot
Watugong, Semarang, Kamis-Sabtu (29-31/12). Raihan tersebut membawa tim
Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (Forki) Kota Bengawan menempati
peringkat tiga pengumpul medali terbanyak pada ajang tutup tahun 2016
itu.
“Meski hanya berada di peringkat ketiga, tetapi kami hanya kalah
perolehan medali perak dari peringkat kedua Forki Jepara, serta terpaut
sekeping medali emas dari koleksi juara umum Kota Semarang,’’ kata Ketua
II (Bidang Pembinaan Prestasi) Pengkot Forki Solo, Ibnu Salimi, Minggu
(1/1).
Tim tuan rumah Kota Semarang menjadi juara umum dengan raihan delapan
medali emas, enam perak dan enam perunggu. Kontingen tersebut
menurunkan sekitar 50 atlet. Adapun Forki Jepara yang menurunkan lebih
kurang 40 atlet, mengemas tujuh emas, tujuh perak dan sembilan perunggu.
“Tim kami lebih kecil, hanya menurunkan 23 atlet, tapi mampu
menghasilkan tujuh emas. Artinya, kekuatan atlet-atlet kami juga mampu
menyaingi Jepara dan Semarang,” tandas Salimi.
Pelatih Pengkot Forki Solo, Surya Panca menyebut prestasi anak-anak
asuhnya cukup memuaskan. Menurutnya, enam emas timnya diraih dari arena
pertarungan atau kumite, sedangkan sekeping lainnya dari kategori kata.
Medali emas kumite digenggam Nandana Putra dari kelas -30 kg usia
dini putra, Alvito (-63 kga kadet putra), Rizal Eka (-70 kg kadet
putra). Selanjutnya, Getta Syafada (-70 kg kadet putra), Ngalim Amriyadi
(-65 kg senior putra) dan Arif Akbar (-60 kg senior putra). “Medali
emas kata beregu prapemula putri direbut trio Vena, Frida dan Arin,”
ungkap Panca.
Dia mengambahkan, tak seluruh karateka terbaik Solo bertarung di
Semarang. Jika jumlah kekuatan kontingen Kota Bengawan lebih banyak,
maka bisa jadi Kota Bengawan merebut gelar juara umum.
(Setyo Wiyono / CN26)
Selasa, 03 Januari 2017
ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE
ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE
Karate
merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang berasal dari Jepang hingga
menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya. Karate berasal dari
kanji 「空手」yang tersusun dari kanji「空」yang artinya
"kosong" dan kanji「手」yang artinya "tangan".
Bahasa Jepang selalu digunakan dalam setiap aktifitas olahraga tangan kosong
ini, mulai dari aba-aba, nama gerakan, hitungan, nama panggilan, hingga sebutan
untuk benda-benda yang digunakan.
Kali ini kita akan membahas beberapa istilah bahasa Jepang yang biasa digunakan dalam dunia Karate. Agar lebih mudah dipahami, kita akan kelompokkan istilah tersebut dalam masing-masing kategorinya, sebagai berikut :
Menghormat
Seperti halnya kebudayaan masyarakat
Jepang yang akrab dengan sapaan dan penghormatan, para penampil karate yang
akan bertanding biasanya akan saling membungkukkan badan berhadapan sambil
mengucap 'Oshi', atau sering juga dibaca dengan 'Oss'. Kata ini berasal dari
singkatan 'Oshi Shinobu' yang artinya tidak pernah menyerah. Kata ‘Oshi’ juga
berasal dari ungkapan 'Osu No Seishin' yang memiliki arti ketekunan dalam
tekanan. Dalam pertandingan karate, kata ini biasanya diucapkan sekedar untuk
menjawab ‘ya’ atau ‘paham’ dari instruksi yang diberikan.
Beberapa istilah penghormatan dalam karate, diantaranya adalah :
• Mokuso : aba-aba untuk menutup mata dan memulai meditasi.
• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.
• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk di depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)
Beberapa istilah penghormatan dalam karate, diantaranya adalah :
• Mokuso : aba-aba untuk menutup mata dan memulai meditasi.
• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.
• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk di depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)
Sapaan menurut Tingkatan
• Sosai : Presiden atau ketua umum
dalam struktur organisasi perguruan.
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).
Arena Berlatih dan Seragam
• Dojo : Tempat berlangsungnya
latihan (berupa tempat khusus yang hanya digunakan untuk latihan)
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10
Istilah Pertandingan
• Kumite : Perkelahian
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang sekali. Pihak yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat.
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang sekali. Pihak yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat.
GERAKAN – GERAKAN DALAM KARATE
OSH…….!!!
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda
(dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting,
karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah
macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
- Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
- Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
- Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
- Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
- Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
- Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
- Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
- Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan
yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan sangat kita perlukan
untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam
pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
- Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
- Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
- Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
- Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
- Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
- Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
- Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
- Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
- Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
- Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
- Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
- Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
- Tetsui-Uchi : Tangan palu
- Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
- Haishu-Uchi : Tangan pedang
- Haito-Uchi : Tangan pedang
- Empi : Sikutan
- Shuto-Uchi : Tangan pedang
- Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam
menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan
mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai
dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada
pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah
macam-macam Geri dalam Karate.
- Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
- Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
- Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
- Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
- Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti
tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping
atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau
tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini
adalah istilah tangkisan dalam karate :
- Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
- Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
- Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
- Agi-Uke : Tangkisan atas
- Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
- Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
- Morote-Uke :
Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:
KIHON IPPON
KUMITE
(Pertarungan
Dasar Satu Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”
(siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap
Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki
membentuk sudut 45º). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap
Gedan-barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan
memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan
konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang akan digunakan dan
memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang
harus memfokuskan serangan kepada target yang telah ditentukan dengan
semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan
baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan
semangat dan kontrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan
dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum melakukan serangan
balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan Zansin
(kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan
“Enyoi” (istirahat). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab
terhadap keselamatannya , kontrol yang baik harus selalu dilatih.
GO-HON KUMITE
(Pertarungan
Lima Langkah)
Metode ini dimulai seperti
Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan
untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur
dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan
serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan
kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan,
cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan.
Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak
kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat
merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak
mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan
harus konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan
konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan
Tiga Langkah)
Metode ini pada dasarnya
sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga
dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan,
dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus
melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan
serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON
KUMITE
(Pertarungan
Dua Langkah)
Metode ini dimulai dengan
perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi.
Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau
kiri sesuai dengan instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik
dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan
digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka
Penyerang menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara
Karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan
sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan
semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar
(jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat
dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime
dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk
melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh,
sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu,
jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk
berpikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.
JIYU IPPON
KUMITE
(Pertarungan
Semi Bebas)
Metode ini dimulai setelah
kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap
mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam
posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan,
siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat
mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan
kaki untuk melakukan tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari
sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan
bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur
jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah
kecepatan dan jarak pergerakan badan.
Tangan harus selalu
diposisinya dimana akan melindungi atau menangkis serangan sambil
melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau
memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan
“Osh”. Serangan harus
difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan
bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol
yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat
menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan
balik.
TUJUAN
Memperkenalkan karateka
dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih
(Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk
memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih
jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang
menyeluruh).
OKURI JIYU
IPPON KUMITE
(Pertarungan
Semi Bebas Dua Langkah)
Metode ini sama dengan
Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama
memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua
memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab “Osh”.
Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek
Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan
tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan
tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan mengarahkan Karateka
Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan
menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan
serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan
membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan
semangat dan kontrol yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan
dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.
TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite
adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat
keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak
diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan
balik. Zanshin.
JIYU KUMITE
(Pertarungan
Gaya Bebas)
Pada dasarnya hanya dapat
dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai
(jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik.
Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan
dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan
perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan,
dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan
menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya
dan patuh. Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang
menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime
(mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang,
sambil melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik
harus diperlihatkan selama pertarungan, berteriak “KIAI” setiap melakukan
tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian
kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.
TUJUAN
Untuk meningkatkan
kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah
tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua
tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan
atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa
Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No Mind”
ISTILAH
– ISTILAH KUMITE
Jepang
|
Indonesia
|
Aiuchi
|
Ganti Pukulan
|
Jogai
|
Keluar dari garis luar lapangan pertandingan
|
Atoshi-Baraku
|
Peringatan 30 detik
|
Fukusin-Shugo
|
Pemanggilan wasit bersama-sama
|
Motono-Ichi
|
Kembali ke garis mulai
|
Tsu-Zu-Kete-Hajime
|
Lanjutkan serangan
|
Tori-Masen
|
Tidak ada nilai
|
3.kata
Kata
yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat.
Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki
embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari
kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang
berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata
memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam
karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan
memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang
tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena
itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan
ratusan kali.
Kata
|
Arti
|
Nama
Asli
|
Heian
Shodan
|
Pikiran
yang damai (1)
|
Pinan
Nidan
|
Heian
Nidan
|
Pikiran
yang damai (2)
|
Pinan
Shodan
|
Heian
Sandan
|
Pikiran
yang damai (3)
|
Pinan
Sandan
|
Heian
Yondan
|
Pikiran
yang damai (4)
|
Pinan
Yondan
|
Heian
Godan
|
Pikiran
yang damai (5)
|
Pinan
Godan
|
Tekki
Shodan
|
Satria
yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1)
|
Naihanchi
|
Tekki
Nidan
|
Satria
yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)
|
|
Tekki
Sandan
|
Satria
yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)
|
|
Bassai
Dai
|
Menembus
benteng (besar)
|
Passai
|
Kanku
Dai
|
Menatap
langit (besar)
|
Kushanku
|
Enpi
|
Burung
layang-layang terbang
|
Wanshu
|
Hangetsu
|
Bulan
separuh
|
Seishan
|
Jion
|
Nama
biksu Budha, pengampunan
|
Jion
|
Nijushiho
|
24
langkah
|
Niseishi
|
Sochin
|
Memberi
kedamaian bagi orang banyak
|
Sochin
|
Bassai
Sho
|
Menembus
benteng (kecil)
|
|
Kanku
Sho
|
Menatap
langit (kecil)
|
|
Jitte
|
Bertarung
seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
|
Jitte
|
Chinte
|
Tangan
yang luar biasa
|
Chinte
|
Meikyo
|
Cermin
jiwa
|
Rohai
|
Jiin
|
Gema
Kuil, Dasar kuil
|
|
Gankaku
|
Bangau
diatas batu
|
Chinto
|
Wankan
|
Mahkota
raja
|
Wankan
|
Gojushiho
Sho
|
54
langkah (kecil)
|
|
Gojushiho
Dai
|
54
langkah (besar)
|
Useishi
|
Unsu
|
Tangan
seperti (menyibak) awan di angkasa
|
Hakko
|